| Kata Pengantar |
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya, buku ini dapat diselesaikan. Buku “Mengayuh Jalur, Merajut Keluarga” hadir sebagai upaya untuk menggali nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tradisi Pacu Jalur di Kabupaten Kuantan Singingi, sekaligus menyoroti dampaknya terhadap ketahanan dan keharmonisan keluarga.
Pacu Jalur bukan sekadar lomba perahu panjang atau festival budaya semata. Tradisi ini sarat dengan pesan moral, nilai sosial, dan kearifan lokal yang membentuk karakter masyarakat, khususnya generasi muda. Melalui perlombaan, masyarakat belajar tentang kerjasama, disiplin, gotong royong, dan solidaritas, yang jika diterapkan dalam kehidupan keluarga, dapat memperkuat ketahanan emosional, sosial, dan spiritual setiap anggota keluarga.
Buku ini disusun dengan harapan menjadi sumber inspirasi bagi berbagai pihak—pemerintah, tokoh adat dan agama, pendidik, serta masyarakat luas—dalam memelihara tradisi sekaligus memanfaatkan nilai-nilainya untuk memperkuat keluarga dan komunitas. Pembaca diajak untuk melihat Pacu Jalur bukan hanya sebagai hiburan, tetapi sebagai media pendidikan nilai, pemersatu masyarakat, dan penopang identitas budaya.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik, saran, dan masukan yang membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan karya ini di masa mendatang. Semoga buku ini bermanfaat dan mampu menginspirasi semua pihak untuk terus menjaga tradisi sekaligus memperkuat ketahanan keluarga dan komunitas.
|
| Sinopsis |
Buku “Mengayuh Jalur, Merajut Keluarga” mengisahkan perjalanan seorang individu atau keluarga dalam menyeimbangkan kehidupan sehari-hari, tanggung jawab keluarga, dan aspirasi pribadi melalui metafora perjalanan bersepeda atau “mengayuh jalur”. Setiap bab menyoroti dinamika hubungan antaranggota keluarga, tantangan komunikasi, dan strategi membangun kebersamaan dalam menghadapi perubahan sosial, ekonomi, atau teknologi.
Dengan pendekatan naratif yang hangat dan reflektif, buku ini menekankan nilai-nilai solidaritas, kesabaran, kerja sama, dan penguatan ikatan keluarga. Pembaca diajak untuk merenungkan pentingnya peran setiap anggota keluarga dalam membentuk lingkungan yang harmonis, sekaligus menumbuhkan kemandirian dan tanggung jawab.
Selain sebagai kisah inspiratif, buku ini juga menyajikan strategi praktis dalam membangun komunikasi keluarga yang efektif, manajemen konflik, serta menyeimbangkan karier dan kehidupan pribadi. Buku ini relevan bagi orang tua, anak muda, pendidik, maupun siapa saja yang ingin memperkuat kualitas hubungan keluarga sambil menghadapi dinamika kehidupan modern.
|
| Daftar Pustaka |
Departemen Agama RI. (2005). Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia.
Al-Bukhari, M. I. (1997). Shahih al-Bukhari. Beirut: Dar al-Fikr.
Muslim, I. H. (2000). Shahih Muslim. Beirut: Dar Ihya’ at-Turats al-‘Arabi.
Al-Ghazali. (2002). Ihya Ulumuddin. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah.
Asy-Syatibi, A. I. (1997). Al-Muwafaqat fi Usul al-Syari’ah. Beirut: Dar al-Ma’rifah.
Jasser Auda. (2008). Maqasid al-Shariah: A Beginner’s Guide. London: International Institute of Islamic Thought (IIIT).
Madjid, N. (1992). Islam, Kemodernan dan Keindonesiaan. Bandung: Mizan.
Qardhawi, Y. (2007). Fiqh Maqashid Syari’ah: Moderasi Islam antara Aliran Tekstual dan Liberal. Jakarta: Pustaka al-Kautsar.
Amiruddin, A. (2019). Ketahanan Keluarga dalam Perspektif Islam. Yogyakarta: Deepublish.
Azizah, N. (2020). “Indikator Ketahanan Keluarga Muslim dalam Perspektif Sosiologi.” Jurnal Sosiologi Reflektif, 14(2), 251–270.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). (2017). Indeks Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga Indonesia. Jakarta: BKKBN.
Mufidah, C. (2018). Psikologi Keluarga Muslim. Malang: UIN Maliki Press.
Umar, N. (2010). Argumen Kesetaraan Gender Perspektif al-Qur’an. Jakarta: Paramadina.
Effendy, T. (2014). Adat dan Budaya Melayu Riau. Pekanbaru: UNRI Press.
Febrianto, D. (2018). “Pacu Jalur sebagai Identitas Budaya Kuantan Singingi.” Jurnal Ilmu Budaya, 6(1), 45–59.
Hermawan, R. (2016). Warisan Budaya Tak Benda di Riau.
Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Lubis, M. (2015). “Makna Sosial dan Filosofi Pacu Jalur bagi Masyarakat Kuantan Singingi.” Jurnal Antropologi Indonesia, 36(2), 123–136.
Setiawan, A. (2017). Kebudayaan Melayu di Riau. Pekanbaru: Pusat Kajian Melayu Riau.
Durkheim, E. (1984). The Division of Labour in Society. New York: Free Press.
Geertz, C. (1973). The Interpretation of Cultures. New York: Basic Books.
Putnam, R. D. (2000). Bowling Alone: The Collapse and Revival of American Community. New York: Simon & Schuster
|
Reviews
There are no reviews yet.