Bahasa Inggris Milik Semua: Global Englishes, Transformative Learning, dan Disjuctural Pedagogy

Rp60.000

Description

Additional information

Judul

Bahasa Inggris Milik Semua: Global Englishes, Transformative
Learning, dan Disjuctural Pedagogy

Penulis

Sri Imelwaty
Lili Perpisa
Dina Ramadhanti
Liza Husnita

Kata Pengantar

Bahasa Inggris telah mengalami perubahan peran yang fundamental dalam sejarah manusia modern. Dari bahasa kolonial, ia berkembang menjadi bahasa perdagangan, ilmu pengetahuan, hingga akhirnya mendominasi sebagai lingua franca global. Dominasi ini tidak pernah terjadi pada bahasa lain sebelumnya. Tidak hanya digunakan di negara-negara berbahasa Inggris, bahasa ini kini menjadi sarana komunikasi utama di negara-negara yang tidak memiliki tradisi Anglophone. Situasi ini membawa implikasi besar terhadap dunia pendidikan, khususnya pendidikan bahasa Inggris.
Dalam konteks global, bahasa Inggris telah menjadi sarana utama negosiasi makna, komunikasi lintas budaya, dan interaksi dalam hampir semua bidang kehidupan. Penelitian-penelitian mutakhir menunjukkan bahwa mayoritas pengguna bahasa Inggris di dunia adalah penutur non-natif, sehingga interaksi sehari-hari lebih banyak terjadi antar penutur non-natif. Fakta ini menegaskan bahwa bahasa Inggris tidak lagi dimonopoli oleh penutur asli, melainkan menjadi milik global. Meskipun demikian, praktik pendidikan di banyak negara masih sangat terikat pada ideologi penutur asli.
Indonesia, sebagai salah satu negara dengan jumlah besar pembelajar bahasa Inggris, menghadapi tantangan yang serupa. Kurikulum, buku ajar, asesmen, dan praktik pengajaran masih sangat dipengaruhi oleh model Anglophone atau Exonormative norms of English. Guru didorong untuk mengajarkan model British atau American English, sementara siswa dibiasakan menghadapi ujian berbasis rekaman native. Akibatnya, baik guru maupun siswa sering merasa inferior terhadap kemampuan berbahasa mereka, meskipun dalam komunikasi nyata dengan penutur dari negara lain mereka mampu berfungsi dengan efektif.
Latar belakang inilah yang mendorong penyusunan buku ini. Kebutuhan untuk menghadirkan paradigma baru dalam pendidikan bahasa Inggris semakin mendesak. Paradigma Global Englishes (GE) hadir sebagai kerangka konseptual yang menantang dominasi native-speakerism dan membuka ruang bagi pengakuan terhadap keragaman variasi bahasa Inggris. GE memandang semua bentuk bahasa Inggris sebagai sah dan menekankan fungsi komunikasi, bukan kesesuaian dengan standar Anglophone/ Exonormative norms.
Buku ini ditulis untuk memberikan landasan teoritis dan konseptual yang kokoh bagi mahasiswa, guru, dan dosen pendidikan bahasa Inggris di Indonesia. Tujuannya adalah membantu pembaca memahami mengapa pergeseran paradigma ke arah GE penting, bagaimana identitas guru bahasa Inggris dapat direposisi, serta bagaimana teori transformative learning dan pedagogi disjunktural dapat menjadi kerangka untuk memfasilitasi perubahan tersebut. Dengan demikian, buku ini tidak hanya menawarkan pengetahuan, tetapi juga mengundang pembaca untuk melakukan refleksi kritis atas praktik pengajaran yang selama ini dijalani.
Buku ini berangkat dari serangkaian riset yang dilakukan oleh tim penulis dalam beberapa tahun terakhir. Fokus utama riset tersebut adalah transformasi identitas guru bahasa Inggris non-natif di Indonesia dan implikasinya terhadap praktik pedagogis. Riset-riset terdahulu menunjukkan bahwa meskipun kesadaran tentang keragaman bahasa Inggris mulai tumbuh, transformasi identitas guru tidak otomatis terjadi. Banyak guru dan calon guru masih memandang bahasa Inggris sebagai milik penutur asli dan merasa tidak sahih menggunakan bahasa ini dengan ciri lokal.
Urgensi buku ini lahir dari gap antara realitas global penggunaan bahasa Inggris dan praktik lokal pendidikan di Indonesia. Realitas global menunjukkan bahwa variasi bahasa Inggris dari Asia, Afrika, dan wilayah non-Anglophone/ non-English speaking countries lain semakin sering digunakan dalam interaksi internasional. Akan tetapi, sistem pendidikan di Indonesia masih menekankan standar British atau American English. Ketimpangan ini berpotensi menyiapkan generasi yang tidak adaptif menghadapi komunikasi global, karena mereka diajarkan mengejar standar yang tidak relevan dengan situasi nyata.
Riset yang mendasari buku ini menggunakan pendekatan konseptual dan empiris untuk memahami bagaimana guru dan calon guru merespons paradigma GE. Temuan awal menunjukkan adanya tiga pola: resistensi, penerimaan parsial, dan reposisi identitas. Resistensi muncul karena guru merasa model native sudah mapan dan sulit digantikan. Penerimaan parsial terlihat pada guru yang mengakui keberagaman, tetapi masih enggan mengintegrasikannya ke dalam kelas. Sementara reposisi identitas terjadi ketika guru menyadari bahwa peran mereka bukan sekadar meniru native, melainkan memfasilitasi komunikasi global yang efektif.
Buku ini hadir untuk merespons situasi tersebut. Alih-alih hanya mendeskripsikan variasi bahasa Inggris, buku ini menekankan kerangka konseptual yang bisa dipakai untuk memandu transformasi identitas guru. Teori transformative learning dari Mezirow, Jarvis, dan Illeris menjadi rujukan utama untuk menjelaskan bagaimana pengalaman ketidaknyamanan (disjuncture) dapat memicu refleksi kritis dan transformasi perspektif. Pedagogi disjunktural ditawarkan sebagai strategi untuk mendesain pengalaman belajar yang memanfaatkan momen ketidaknyamanan sebagai sumber refleksi.
Urgensi buku ini juga terletak pada kaitannya dengan konteks kebijakan pendidikan nasional. Kurikulum Merdeka yang kini diimplementasikan membuka ruang bagi pendekatan baru dalam pembelajaran. GE dapat menjadi perspektif yang sejalan dengan semangat inklusivitas dan relevansi global yang diusung kurikulum tersebut. Oleh karena itu, buku ini diharapkan tidak hanya berguna bagi mahasiswa dan guru, tetapi juga dapat menjadi rujukan bagi pengambil kebijakan pendidikan.
Penyusunan buku ini tidak mungkin terlaksana tanpa dukungan banyak pihak. Tim penulis menyampaikan apresiasi kepada DPPM Kemendiktisaintek dengan dana hibah penelitian tahun 2025, lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat Universitas PGRI Sumatera Barat yang telah memberikan kesempatan untuk mengembangkan riset sebagai dasar penulisan buku ini. Dukungan administrasi, pendanaan, dan fasilitasi akademik menjadi fondasi penting dalam proses penyusunan naskah.
Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada para guru bahasa Inggris di berbagai sekolah di Sumatera Barat dan wilayah lain yang telah menjadi mitra diskusi dan refleksi. Pengalaman dan cerita yang dibagikan oleh para guru memperkaya pemahaman tim penulis tentang realitas pendidikan bahasa Inggris di lapangan. Tidak kalah penting, apresiasi diberikan kepada mahasiswa yang telah terlibat dalam kegiatan pembelajaran berbasis Global Englishes. Partisipasi aktif mereka memberikan gambaran nyata tentang tantangan dan peluang penerapan paradigma ini di kelas.
Terima kasih juga ditujukan kepada kolega akademisi di dalam dan luar negeri yang telah memberikan masukan, referensi, dan kritik membangun terhadap konsep-konsep yang diangkat dalam buku ini. Diskusi akademis yang intensif membantu memperkuat kerangka teoretis sekaligus mempertajam relevansi kontekstual buku ini.
Akhirnya, penghargaan khusus diberikan kepada keluarga besar tim penulis yang senantiasa memberikan dukungan moral selama proses penulisan berlangsung. Tanpa doa dan dorongan mereka, proses panjang penyusunan buku ini tidak akan mencapai tahap akhir.

ISBN

Dalam Di ajukkan

Harga

Rp. 60000

Ukuran Buku

A5

Jumlah Halaman

129 Halaman

Kertas Digunakan

A4

Sinopsis

Buku Bahasa Inggris Milik Semua: Global Englishes, Transformative Learning, dan Disjuctural Pedagogy menghadirkan pemikiran kritis mengenai perkembangan bahasa Inggris sebagai milik bersama masyarakat global. Konsep Global Englishes menegaskan bahwa bahasa Inggris tidak lagi menjadi monopoli penutur asli, melainkan telah berkembang menjadi sarana komunikasi lintas budaya yang dinamis dan beragam.

Melalui pendekatan Transformative Learning, buku ini menawarkan strategi pembelajaran yang tidak hanya menekankan keterampilan linguistik, tetapi juga kesadaran kritis, refleksi diri, serta kemampuan beradaptasi dengan kompleksitas komunikasi global. Sementara itu, kerangka Disjuctural Pedagogy diuraikan sebagai inovasi dalam mengatasi ketegangan antara norma bahasa Inggris standar dan praktik nyata penggunaan bahasa di masyarakat global.

Buku ini sangat relevan bagi pendidik, mahasiswa, peneliti, dan praktisi bahasa yang ingin memahami pergeseran paradigma dalam pengajaran bahasa Inggris. Dengan gaya penulisan yang reflektif dan argumentatif, buku ini mendorong lahirnya pembelajaran bahasa yang lebih inklusif, adil, serta berorientasi pada keberagaman pengalaman berbahasa di era globalisasi.

Daftar Pustaka

Alderson, J. C., Clapham, C., & Wall, D. (1995). Language test construction and evaluation. Cambridge University Press.
Ammon, U. (2010). The dominance of English as a language of science: Effects on other languages and language communities. De Gruyter Mouton.
Bachman, L., & Palmer, A. (2010). Language assessment in practice. Oxford University Press.
Baker, W. (2015). Culture and identity through English as a lingua franca. De Gruyter Mouton.
Barkhuizen, G. (2017). Reflections on language teacher identity research. Routledge.
Bayyurt, Y., & Sifakis, N. C. (2015). Developing an ELF-aware pedagogy. In H. Bowles & A. Cogo (Eds.), International perspectives on English as a lingua franca (pp. 117–135). Palgrave Macmillan.
Bayyurt, Y., & Sifakis, N. C. (2018). ELF-aware teacher education. ELT Journal, 72(3), 273–284. https://doi.org/10.1093/elt/ccy012
Beauchamp, C., & Thomas, L. (2009). Understanding teacher identity. Cambridge Journal of Education, 39(2), 175–189. https://doi.org/10.1080/03057640902902252
Brown, H. D., & Lee, H. (2015). Teaching by principles (4th ed.). Pearson.
Brown, J. D., & Abeywickrama, P. (2018). Language assessment: Principles and classroom practices (3rd ed.). Pearson.
Canagarajah, A. S. (1999). Resisting linguistic imperialism in English teaching. Oxford University Press.
Canagarajah, A. S. (2013). Translingual practice: Global Englishes and cosmopolitan relations. Routledge.
Choi, J. (2016). English language assessment for ELF contexts. Language Assessment Quarterly, 13(4), 330–345. https://doi.org/10.1080/15434303.2016.1230120
Cogo, A. (2012). ELF and super-diversity: A case study of ELF multilingual practices. Journal of English as a Lingua Franca, 1(2), 287–313. https://doi.org/10.1515/jelf-2012-0014
Cranton, P. (2006). Understanding and promoting transformative learning (2nd ed.). Jossey-Bass.
Crystal, D. (2003). English as a global language (2nd ed.). Cambridge University Press.
Derwing, T. M., & Munro, M. J. (2005). Second language accent and pronunciation teaching. TESOL Quarterly, 39(3), 379–397. https://doi.org/10.2307/3588486
Derwing, T. M., & Munro, M. J. (2015). Pronunciation fundamentals: Evidence-based perspectives for L2 teaching and research. John Benjamins.
Elder, C. (2016). ELF and language assessment: Where are we now? In L. Harding & M. Ryan (Eds.), The Routledge handbook of language testing (pp. 180–193). Routledge.
Elder, C., & Harding, L. (2008). Language testing and English as a lingua franca. In J. Cummins & C. Davison (Eds.), The international handbook of English language teaching (pp. 255–270). Springer.
Fang, F. (2018). Reframing English education in China from a Global Englishes perspective. System, 73, 58–69. https://doi.org/10.1016/j.system.2017.11.006
Farrell, T. S. C. (2015). Promoting teacher reflection in second language education: A framework for TESOL professionals. Routledge.
Galloway, N., & Numajiri, T. (2020). Global Englishes language teaching: A systematic review. TESOL Quarterly, 54(4), 1189–1229. https://doi.org/10.1002/tesq.623
Galloway, N., & Rose, H. (2015). Introducing Global Englishes. Routledge.
García, O., & Wei, L. (2014). Translanguaging: Language, bilingualism and education. Palgrave Macmillan.
Gilmore, A. (2007). Authentic materials and authenticity in foreign language learning. Language Teaching, 40(2), 97–118. https://doi.org/10.1017/S0261444807004144
Graddol, D. (2006). English next. British Council.
Hafner, C. A., & Miller, L. (2011). Fostering learner autonomy through digital video production. Language Learning & Technology, 15(3), 70–86.
Harding, L. (2012). English as a lingua franca and language testing: The challenge of construct definition. Language Testing, 29(2), 227–244. https://doi.org/10.1177/0265532211421478
Hockly, N. (2019). Digital literacies in ELT. ELT Journal, 73(4), 405–415. https://doi.org/10.1093/elt/ccz043
Holliday, A. (2006). Native-speakerism. ELT Journal, 60(4), 385–387. https://doi.org/10.1093/elt/ccl030
House, J. (2012). English as a lingua franca and pragmatic competence. Journal of English as a Lingua Franca, 1(1), 173–196. https://doi.org/10.1515/jelf-2012-0011
Hsu, H.-Y. (2020). YouTube-mediated EFL learning: A review of recent research. Computer Assisted Language Learning, 33(4), 403–421. https://doi.org/10.1080/09588221.2019.1572368
Illeris, K. (2014). Transformative learning and identity. Routledge.
Isaacs, T., & Trofimovich, P. (2012). Deconstructing comprehensibility: Identifying the linguistic influences on listeners’ L2 comprehensibility ratings. Studies in Second Language Acquisition, 34(3), 475–505. https://doi.org/10.1017/S0272263112000150
Jandt, F. (2017). An introduction to intercultural communication (9th ed.). SAGE.
Jarvis, P. (2006). Towards a comprehensive theory of human learning. Routledge.
Jay, J. K., & Johnson, K. L. (2002). Capturing complexity: A typology of reflective practice. Teaching and Teacher Education, 18(1), 73–85. https://doi.org/10.1016/S0742-051X(01)00051-8
Jenkins, J. (2000). The phonology of English as an international language. Oxford University Press.
Jenkins, J. (2007). English as a lingua franca: Attitude and identity. Oxford University Press.
Jenkins, J. (2015). Global Englishes: A resource book for students (3rd ed.). Routledge.
Jenkins, J., Baker, W., & Dewey, M. (Eds.). (2018). The Routledge handbook of English as a lingua franca. Routledge.
Kachru, B. B. (1985). Standards, codification and sociolinguistic realism: The English language in the Outer Circle. In R. Quirk & H. G. Widdowson (Eds.), English in the world (pp. 11–30). Cambridge University Press.
Kirkpatrick, A. (2010). English as a lingua franca in ASEAN: A multilingual model. Hong Kong University Press.
Kirkpatrick, A. (2012). English as an ASEAN lingua franca. Journal of English as a Lingua Franca, 1(1), 121–139. https://doi.org/10.1515/jelf-2012-0007
Kirkpatrick, A., & Sussex, R. (Eds.). (2012). English as an international language in Asia: Implications for language education. Springer.
Knoch, U., & Low, E. L. (2020). Approaches to assessing English as a lingua franca. In E. Leung & B. Lewkowicz (Eds.), English language education in a global world (pp. 205–224). Springer.
Lauder, A. (2008). The status and function of English in Indonesia: A review of key factors. Makara, Sosial Humaniora, 12(1), 9–20. https://doi.org/10.7454/mssh.v12i1.128
Leung, C., & Lewkowicz, J. (2006). Expanding academic literacy? English for Specific Purposes, 25(4), 355–367. https://doi.org/10.1016/j.esp.2006.02.002
Levis, J. (2005). Changing contexts and shifting paradigms in pronunciation teaching. TESOL Quarterly, 39(3), 369–377. https://doi.org/10.2307/3588485
Levis, J. (2018). Intelligibility, oral communication, and the teaching of pronunciation. Cambridge University Press.
Li, W. (2018). Translanguaging as a practical theory of language. Applied Linguistics, 39(1), 9–30. https://doi.org/10.1093/applin/amx039
Lie, A. (2007). Education policy and EFL curriculum in Indonesia: Between the commitment to competence and the quest for higher test scores. TEFLIN Journal, 18(1), 1–14.
Low, E. L. (2022). English in Singapore: Looking back, looking forward. World Englishes, 41(1), 9–22. https://doi.org/10.1111/weng.12568
Mahboob, A. (2010). The NNEST lens: Nonnative English speakers in TESOL. TESOL.
Marlina, R. (2018). Teaching English as an international language: Implementing, reviewing, and re-envisioning. Routledge.
Marlina, R., & Giri, R. A. (Eds.). (2014). The pedagogy of English as an international language: Perspectives from scholars, teachers, and students. Springer.
McKay, S. L. (2002). Teaching English as an international language: Rethinking goals and approaches. Oxford University Press.
McKay, S. L., & Brown, J. D. (2016). Teaching and assessing EIL in local contexts around the world. Routledge.
Medgyes, P. (1992). Native or non-native: Who’s worth more? ELT Journal, 46(4), 340–349. https://doi.org/10.1093/elt/46.4.340
Mezirow, J. (1991). Transformative dimensions of adult learning. Jossey-Bass.
Mezirow, J., & Taylor, E. W. (Eds.). (2009). Transformative learning in practice. Jossey-Bass.
Munro, M. J., & Derwing, T. M. (1995). Foreign accent, comprehensibility, and intelligibility in L2 speech. Language Learning, 45(1), 73–97. https://doi.org/10.1111/j.1467-1770.1995.tb00963.x
Nguyen, T. M. H. (2017). Intercultural communicative competence in ELF contexts. Language and Intercultural Communication, 17(3), 258–273. https://doi.org/10.1080/14708477.2016.1231621
Norton, B. (2013). Identity and language learning: Extending the conversation (2nd ed.). Multilingual Matters.
O’Hagan, M., & Zhang, Q. (2019). Crowdsourcing and online video subtitling in language learning. Translation and Translanguaging in Multilingual Contexts, 5(1), 60–86. https://doi.org/10.1075/ttmc.00024.oha
Pennycook, A. (2007). Global Englishes and transcultural flows. Routledge.
Pennycook, A. (2010). Language as a local practice. Routledge.
Phillipson, R. (1992). Linguistic imperialism. Oxford University Press.
Pitzl, M.-L. (2018). Transient international groups and ELF. De Gruyter Mouton.
Renandya, W. A., & Widodo, H. P. (Eds.). (2016). English language teaching today: Linking theory and practice. Springer.
Renandya, W. A., & Widodo, H. P. (2019). English language education in Southeast Asia: Problems and possibilities. RELC Journal, 50(2), 145–156. https://doi.org/10.1177/0033688219832138
Richards, J. C. (2015). Key issues in language teaching. Cambridge University Press.
Richards, J. C., & Farrell, T. S. C. (2011). Practice teaching: A reflective approach. Cambridge University Press.
Rose, H., & Galloway, N. (2019). Global Englishes for language teaching. Cambridge University Press.
Rose, H., McKinley, J., & Galloway, N. (2021). Global Englishes and language teaching: A review of pedagogical research. ELT Journal, 75(1), 1–14. https://doi.org/10.1093/elt/ccaa061
Saraceni, M. (2010). The relocation of English. Palgrave Macmillan.
Seargeant, P. (2012). Exploring World Englishes: Language in a global context. Routledge.
Seidlhofer, B. (2004). Research perspectives on teaching English as a lingua franca. Annual Review of Applied Linguistics, 24, 209–239. https://doi.org/10.1017/S0267190504000145
Seidlhofer, B. (2011). Understanding English as a lingua franca. Oxford University Press.
Sharifian, F. (Ed.). (2009). English as an international language: Perspectives and pedagogical issues. Multilingual Matters.
Sharifian, F. (2017). Cultural linguistics and EIL. Journal of English as an International Language, 12(2), 1–26.
Sifakis, N. C. (2014). ELF awareness in English language teaching. TESOL Quarterly, 48(2), 318–337. https://doi.org/10.1002/tesq.120
Sifakis, N. C., & Tsantila, N. (Eds.). (2019). English as a lingua franca for EFL contexts. Multilingual Matters.
Song, J., & Lin, A. M. Y. (2020). Translingual practices in English language teaching. ELT Journal, 74(4), 427–436. https://doi.org/10.1093/elt/ccaa027
Sukyadi, D., & Mardiani, R. (2011). The washback effect of English national examination on Indonesian teachers’ classroom teaching. K@ta, 13(1), 96–111.
Sung, C. C. M. (2018). Global Englishes and student attitudes: A longitudinal study. System, 73, 38–49. https://doi.org/10.1016/j.system.2017.11.005
Sung, C. C. M. (2020). Investments and identities in GE-informed pedagogy. RELC Journal, 51(3), 317–331. https://doi.org/10.1177/0033688219895347
Taylor, E. W. (2007). An update of transformative learning theory. International Journal of Lifelong Education, 26(2), 173–191. https://doi.org/10.1080/02601370701219475
Taylor, L. (2006). The changing landscape of English: Implications for language assessment. ELT Journal, 60(1), 51–60. https://doi.org/10.1093/elt/cci080
Trent, J. (2015). Identity construction and positioning in teacher education. Teaching and Teacher Education, 49, 56–65. https://doi.org/10.1016/j.tate.2015.02.006
Tripp, D. (1993). Critical incidents in teaching: Developing professional judgement. Routledge.
Varghese, M., Morgan, B., Johnston, B., & Johnson, K. A. (2005). Theorizing language teacher identity: Three perspectives and beyond. Journal of Language, Identity, and Education, 4(1), 21–44. https://doi.org/10.1207/s15327701jlie0401_2
Wenger, E. (1998). Communities of practice: Learning, meaning, and identity. Cambridge University Press.
Widdowson, H. G. (1994). The ownership of English. TESOL Quarterly, 28(2), 377–389. https://doi.org/10.2307/3587438
Widdowson, H. G. (2015). ELF and the inconvenience of established concepts. In N. Galloway & H. Rose (Eds.), Introducing Global Englishes (pp. 180–198). Routledge.
Widodo, H. P. (2015). The development of vocational English materials through critical needs analysis. In W. A. Renandya & H. P. Widodo (Eds.), English language teaching today: Linking theory and practice (pp. 127–146). Springer. https://doi.org/10.1007/978-3-319-22927-0_9
Widodo, H. P. (2016). Language policy in practice: Reframing the English language curriculum in Indonesia. In R. Kirkpatrick (Ed.), English language education policy in Asia (pp. 127–151). Springer. https://doi.org/10.1007/978-3-319-22464-0_7
Widodo, H. P. (2018). A critical micro-semiotic analysis of values depicted in the Indonesian Ministry of Education and Culture-endorsed secondary school English textbook. In X. Gao (Ed.), Second handbook of English language teaching (pp. 1–26). Springer. https://doi.org/10.1007/978-3-319-58542-0_34-1
Widodo, H. P. (2019). A critical reading of policy enactment and implementation in English language teaching in Indonesia. Journal of Asia TEFL, 16(2), 606–613. https://doi.org/10.18823/asiatefl.2019.16.2.23.606
Widodo, H. P., Fang, F., & Elyas, T. (2020). Theorizing English as a lingua franca in Asia: English language education implications. Asian Englishes, 22(1), 1–16. https://doi.org/10.1080/13488678.2019.1669303
Widodo, H. P., Perfecto, M. R., Van Canh, L., & Buripakdi, A. (Eds.). (2020). Situating moral and cultural values in ELT materials: The Southeast Asian context. Springer. https://doi.org/10.1007/978-3-030-55188-0
Yano, Y. (2009). The future of Englishes in Asia. In K. Murata & J. Jenkins (Eds.), Global Englishes in Asian contexts (pp. 208–224). Palgrave Macmillan.
Yuwono, G. I., & Harbon, L. (2010). English teacher professionalism and identity in Indonesia. Asian EFL Journal, 12(2), 144–158.
Zacharias, N. T. (2014). Teachers’ beliefs about EIL in Indonesia. Indonesian Journal of Applied Linguistics, 4(1), 27–38. https://doi.org/10.17509/ijal.v4i1.603
Zein, S. (2016). Professional development needs of primary EFL teachers in Indonesia. Professional Development in Education, 42(3), 405–424. https://doi.org/10.1080/19415257.2014.1001311
Zein, S. (2017). Language teacher education for early childhood English education in Asia. Routledge.
Zein, S. (2018). English language teacher education in Indonesia: Policy, research and practice. Routledge.
Zein, S., & Stroupe, R. (Eds.). (2020). English language teacher preparation in Asia: Policy, research and practice. Routledge.
Zein, S., & Garton, S. (2021). Early language learning policy in Asia and the Pacific. In S. Zein & S. Garton (Eds.), Early language learning policy in the 21st century: An international perspective (pp. 1–18). Springer. https://doi.org/10.1007/978-3-030-56618-1_1

Reviews

There are no reviews yet.

Be the first to review “Bahasa Inggris Milik Semua: Global Englishes, Transformative Learning, dan Disjuctural Pedagogy”

Your email address will not be published. Required fields are marked *